Halaman

Rabu, 14 Maret 2012



Siklus Menstruasi

Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.

Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron yang menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH.  FSH singkatan dari folikel stimulating hormon sehingga memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen yang menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga
mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel.

4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.




Proses Terbentuknya Urine

1)        Filtrasi (penyaringan): terjadi di glomerulus
2)      Reabsorbsi (penyerapan kembali): terjadi di tubulus kontortus proximal
3)      Augmentasi (penambahan zat sisa yang tidak mampu disimpan): terjadi di tubulus kontortus pistal

Perjalanan Urine

Perjalanan Urine adalah sebagai berikut:

1)        Darah yang membawa sisa-sisa metabolisme protein akan masuk ke ginjal melalui pembuluh darah menuju ke glomerulus
2)       Di dalam glomerulus terjadi peristiwa penyaringan terhadap zat-zat yang terlarut dalam darah sepert air, garam, amonia, urea dan gula (filtranglomerulus)
3)      Filtranglomerulus masuk ke kapsula bowman dan ditampung. Kemudian diteruskan di tubulus proksimal.
4)      Di dalam tubulus proksimal akan terjadi penyerapan kembali terhadap zat-zat yang masih diperlukan. Sedangkan zat-zat lain yang tidak dapat diserap akan menjadi urine primer.
5)       Urine primer masuk ke dalam tubulus distal dan akan terjadi augmentasi ke dalam urine primer sehingga menjadi urine sekunder(urine sesungguhnya).
6)      Urine sekunder ditampung di tubulus kolekta, kemudian diteruskan ke uriter dan di tampung kembali di kantung kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.


Fungsi Alat Reproduksi Manusia

A.     FUNGSI ALAT REPRODUKSI PRIA

a.       Testis: Berfungsi sebagai penghasil sperma
b.       Epididimis: berfungsi untuk memasakkan sperma yang dihsilkan oleh testis
c.       Vas Deferens: berupa saluran sperma dari testis ke penis
d.       Penis: berfungsi sebagai alat untuk memasukkan sperma ke dalam alat kelamin wanita

B.      FUNGSI ALAT REPRODUKSI WANITA

a.       Ovarium: berfungsi sebagai penghasil sel telur (Ovum)
b.       Oviduk (Tuba Fallopi): merupakan saluran sel telur sebagai tempat terjadinya fertilasi (pembuahan)
c.       Uterus (rahim): merupakan tempat untuk perkembangan dan pertumbuhan embrio
d.       Vagina: merupakan saluran sebagai tempat penerima sperma dari alat kelamin pria.


Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia dan Cara Pencegahannya

1)     AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
yang disebabkan oleh Virus HIV (Human Immune Deficiency Virus). Seseorang yang terkena HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin menurun, berkurang, dan akhirnya hilang.
Cara Pencegahannya:
1.        Menggunakan jarum suntik yang steril dan jarum yang sekali pakai lalu dibuang.
2.      Memeriksa darah sebelum tranfusi darah, sehingga darah dapat dipastikan tidak terinveksi virus HIV
3.      Hanya melakukan kontak seksual dengan pasangannya yang sah.

2)    Gonorhoea (Kencing Nanah)
Gonorhoea adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Gejala penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nanah pada saat kencing, serta keputihan berwarna kuning hijau pada wanita. Penyakit ini dapat tertular melalui hubungan seksual dan melalui persalinan dapat menyebabkan kebutaan pada bayi.

3)    Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual atau hubungan badaniah yang intim (ciuman), tranfusi darah, penularan oleh ibu pada janin melalui plasenta. Gejala awal penyakit ini adalah borok pada tempat masuknya bakteri kedalam tubuh seperti daerah sekitar kelamin.

4)   Herpes Simplex Genitalis
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin. Pada daerah tersebut kemudian timbul beberapa lepuh kecil-kecil, selanjutnya lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat pula ditularkan oleh ibu hamil kepada janinnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar